Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Teori dasar support dan resistance

Support dan resistance dapat menggambarkan area “psikologi” pada market yang bersangkutan. Kita anggap support dan resistance sebagai tembok atau pagar, semakin sulit ditembus menandakan semakin kuat level “psikologi” tersebut.

Teori dasar support dan resistance



Pada saat market mengenai support/resistance level tersebut ada 3 kemungkinan yang terjadi:
      1.  Berbalik arah (reversal)
      2.  Berhenti bergerak dan diam sampai market memutuskan hendak kemana arah yang dituju.
      3.  Breakout dari support/resistance tersebut untuk kemudian melanjutkan arah trendnya baik itu yang sebelumnya atau trend yang baru.

Support dan Resistance merupakan hal yang sangat penting bagi trader dalam setiap analisis (S/R Analisis). Support dan Resistance memberikan informasi bagaimana mengetahui kondisi pasar dan bagaimana menghadapinya. S/R merupakan teknik analisis teknikal yang paling banyak digunakan dalam pasar finansial, karena memberikan 3 hal penting yaitu:
•Kearah mana kita melakukan trading
•Waktu yang tepat untuk masuk ke dalam pasar
•Menentukan titik keluar dari pasar baik itu profit maupun loss

Level Support.
Dalam teori, support merupakan level harga untuk mencegah terjadinya penurunan harga lebih lanjut. Secara rasional bila harga mendekati level tersebut harga menjadi lebih murah, dan para pembeli (demand) akan lebih banyak dibandingkan menjual (supply), hal ini akan menyebabkan harga tidak akan turun lebih lanjut dibawah level support.
Bila suatu kejadian dimana harga turun dibawah harga support, hal ini mengindikasikan bahwa masih lebih banyak penjual dibandingkan pembeli. Ini berarti telah terjadi perubahan pola pikir dalam perdagangan dimana kecenderungan untuk menjual lebih tinggi dari pada membeli. Setelah level support/dukungan terlampaui maka para trader harus dapat menentukan level support baru berikutnya.

Level Resistance.
Untuk Level Resistance berlaku kebalikannya, yaitu sebuah level dimana tingkat penjualan cukup kuat untuk mencegah harga naik lebih lanjut. Secara rasionalnya bila harga mendekati level resistance, dan harga menjadi lebih mahal, para penjual (supply) akan lebih banyak dibandingkan para pembeli (demand), hal ini menyebabkan harga tidak akan naik lebih lanjut diatas level resistance.
Sama dengan level support, level resistance pun dapat terlampaui, hal ini menindikasikan keinginan pembeli (bulls) telah melebihi penjual (bears). Terlihat harga terus bergerak naik, dan bila hal ini terjadi para trader harus menentukan level resistance yang baru sebagai panduan.
Dengan memperhatikan aturan umum level support/resisrance pada time frame yang lebih panjang akan lebih kuat, contoh bila menentukan level support dan resistance pada grafik harian akan lebih kuat dibandingkan dengan level support pada grafik 1 jam.

Support dan resistance sangat penting, karena sangat berguna di dalam menentukan target point. arti Support dan resistance adalah level – level kritis yang merupakan level psikologi yang digunakan oleh para pelaku pasar dalam mengambil keputusan apakah harga akan berlanjut atau terus berbalik arah. Support (batas bawah) dibentuk dengan menghubungkan dua atau lebih harga terendah; Resistance (batas atas) dibentuk dnegan menghubungkan dua atau lebih harga tertinggi. apa itu support dan resistance itu?, Secara umum prinsip dasar support dan resistance dibentuk oleh harga tertinggi dan harga terendah, menentukan support dan resistance biasanya bila harga berhasil menembus garis support dan resistance atau dengan kata lain berhasil melampaui harga tertinggi atau terendah sebelumnya maka pergerakan harga akan berkelanjutan. Sedangkan bila harga tidak dapat menembus garis support atau resistance maka harga akan berbalik arah. Prinsip inilah yang akan mendasari teori – teori lainnya. Support dan resistance dapat dikategorikan sebagi lead indikator karena memiliki kemampuan “self fulfilling prophecy” ; hal ini disebabkan biasanya di area support atau resistance banyak ditaruh pending order dari trader – trader termasuk juga di dalamnya ada yang menaruh stop loss, sehingga ketika level batas atas dan batas bawah tersebut terkena, maka tak ayal lagi market umumnya akan merespons dengan secara signifikan.

Trendlines
  1. Uptrendline.
    Bila kita lihat market bergerak ke atas (uptrend) sangat kuat sekali, yang perlu diperhatikan minimal ada 2 buah low yang sama sebagai dasar kita untuk menarik trendline tersebut.
  2. Down trendline.
    Bila kita lihat market bergerak ke bawah (downtrend) sangat kuat sekali, yang perlu diperhatikan minimal ada 2 buah high yang sama sebagai dasar kita untuk menarik trendline tersebut.
    Cara membuat uptrendyaitu dibuat dengan menghubungkan dua buah titik support line (batas bawah). Sedangkan untuk downtrend dibuat dengan menghubungkan dua buah titik resistance line (batas atas). Bila harga menembus trendline mengindikasikan harga akan berkelanjutan. Uptrend dan downtrend juga termasuk di dalam lead indikator.

Pivot points
Pivot points adalah cara lain yang sering digunakan untuk menentukan level support dan resistance dalam range 1 hari perdagangan. Kelebihan pivot point dibanding metode support dan resistance yang lain yaitu setiap trader di seluruh dunia menggunakan rumus yang sama untuk menhitung pivot sehingga pivot merupakan level psikologi pasar yang paling sering digunakan oleh para trader untuk mebuat keputusan.

Adapun rumus atau formula untuk menhitung pivot point adalah sebagai berikut:

Resistance 3 = High + 2*(Pivot – Low)
Resistance 2 = Pivot (R1 – S1)
Resistance 1 = 2* Pivot – Low
Pivot Point = (High + Close + Low) / 3
Support 1 = 2* Pivot – High
Support 2 = Pivot – (R1 – S1)
Support 3 = Low – 2* (High – Pivot)

Rules Pivot Point
Jika dahulu orang – orang bilang bahwa bila candle berada diatas pivot kita hanya berpikir BUY saja, bila ada di bawah pivot yang ada di pikiran kita hanya SELL saja. Harga cenderung berusaha untuk menembus level – level pivot, support dan resistance. Bila momentum kuat maka harga akan menembus pivot menuju support atau resistance tetapi bila momentum lemah maka harga akan berbalik arah, dan apabila harga tidak menyentuh pivot biasanya harga cenderung menjauhi pivot. Hal ini tidaklah salah, akan tetapi harap diperhatikan apabila market sedang trending kuat sekali, rules menggunakan pivot point seperti ini:

Strong uptrend:
Ambil posisi BUY di S1 atau breakout dari R1.

Strong Downtrend:
Ambil posisi SELL dari R1 atau breakout dari S1